Sekarang ini nasionalisme patut dipertanyakan pada diri
setiap orang. Pasalnya banyak dari kita mulai luntur semangat nasionalismenya.
Kemanakah pelajaran nasionalisme yang diajarkan selama bersekolah? Apakah itu
hanya untuk formalitas saja dan tidak ada gunanya? Jawabannya hanya ada pada
diri kita sendiri. Kita tidak bisa memaksakan kemauan orang lain untuk mengikuti
kita bagaimanapun caranya. Itulah sebabnya menjaga bangsa ini merupakan tugas
bersama.
Salah satu film yang membahas mengenai lunturnya rasa
nasionalisme di negeri kita yaitu Tanah Surga Katanya. Film yang menyorot
kehidupan perbatasan antara Pulau Kalimantan dan negara tetangga Malaysia begitu
memprihatinkan untuk dilihat. Film ini mengajak penonton untuk lebih
meningkatkan rasa nasionalisme mereka dan seakan menyindir absennya pemerintah
dalam menangani wilayah perbatasan yang sangat rawan. Padahal perbatasan yang
tidak ditangani dengan baik dapat mengancam kedaulatan negeri ini. Banyak kasus
khususnya dengan negara yang bersebelahan bahwa wilayah Indonesia dicaplok
sebagian dan ketika Indonesia menuntut kemudian memperoleh hasil yang sia-sia. Itu
karena pencaplokan tersebut sudah dipersiapkan secara matang. Mereka secara
tidak langsung mempengaruhi warga perbatasan dengan memberi bantuan-bantuan, melegalkan
masuk wilayah negara untuk berdagang dan mencari nafkah tanpa pemeriksaan dan
upaya-upaya lainnya. Ketidakhadiran negara dalam konteks tersebut sangat nyata
terlihat dimana tidak ada penjagaan wilayah perbatasan oleh aparat negara
sehinga usaha negara lain untuk menguasai negara ini tidak terdeteksi oleh pemerintah.
Seharusnya pemerintah menambah armadanya untuk penjagaan wilayah perbatasan untuk
mengatasi hal-hal tersebut.
Ketidakpedulian pemerintah terhadap perbatasan juga
terlihat dari pemenuhan fasilitas transportasi, padahal jalan ataupun lainnya
sangat penting untuk perbatasan karena menentukan bagaimana ia mencari nafkah
untuk kehidupan mereka. Karena jauhnya tempat perdagangan di negerinya sendiri
ditambah jalan yang tdak memadai akhirnya membuat mereka mencari tempat yang
lebih mudah dijangkau salah satunya negara tetangga. Hal ini sekaligus memberi
gambaran lebih baiknya negara lain mengatasi wilayah perbatasan dengan jalan
dan infratruktur yang baik sehingga mempermudah warganya dan malah menarik
warga negara lain untuk mencari peghidupan disana. Tidak seperti di Indonesia
yang diyakini sebagai tanah surga yang SDM dan SDA yang melimpah tetapi belum
bisa menyediakan dan mengolah dengan baik untuk kesejahteraan masyarakatnya.
Selain masalah mengenai perbatasan yang belum tuntas diatas
masih banyak masalah lain yaitu pendidikan yang terbelakang. Pendidikan yang diyakini menjadi solusi paling
penting untuk memajukan sebuah negara nyatanya mungkin tidak dianggap penting
bagi sebagian pejabat-pejabat pemerintah itu sendiri. Dapat dilihat dari sekolah di perbatasan yang
sangat minim fasilitas apalagi sampai guru yang hanya seorang saja. Tentunya menyebabkan
proses pembelajaran yang tidak maksimal. Ada murid yang mau mengikuti
pembelajaran saja sudah cukup melegakan,
karena kebanyakan mereka membantu orang tuanya mencari nafkah.
Hal yang paling ditonjolkan dalam film Tanah Surga
Katanya dan mungkin dialami warga perbatasan lain yaitu kurangnya pengetahuan mengenai
negaranya sendiri. Mata uang rupiah seakan menjadi mata uang asing karena
mereka hanya tahu mata uang ringgit yang selalu mereka gunakan. Lagu kebangsaan
dan bendera pusaka yang merupakan masalah sepele saja mereka belum tentu tahu. Pelayanan
kesehatan yang boleh dikatakan belum memadai juga akan menghambat perubahan
bangsa ke arah yang lebih baik. Bagaimana sebuah maju jika kesehatan
penduduknya belum terjamin. Dengan hal tersebut nasionalisme seseorang diuji. Nasionalisme
warga negara Indonesia di perbatasan seolah tergadai karena tuntutan ekonomi.
Tidak ada yang mensosialisasikan nasionalisme, sementara kebutuhan ekonomi,
pendidikan, dan kesehatan terus meningkat.
Tentunya semua itu merupakan masalah yang serius yang
harus terpecahkan. Disamping merupakan tugas bersama namun peran pemerintah
memliki andil yang cukup besar. Penyaluran tenaga pendidik, perbaikan fasilitas
sekolah, penyediaan fasilitas kesehatan, perbaikan akses transportasi misalnya
jalan umum dan penjagaan wilayah perbatasan dinilai sudah cukup mampu
memperbaiki keadaan. Tapi itu semua tidak akan berlangsung jika hanya
janji-janji saja yang diutarakan. Perbatasan negara merupakan manifestasi utama
kedaulatan wilayah suatu negara dan haruslah kita jaga dengan usaha yang penuh.
Jangan sampai karena masalah perbatasan nasionalisme harus luntur dan hilang.