Alangkah lucunya negeri ini merupakan sebuah film yang menyorot kehidupan sosial yang banyak terjadi di Indonesia khususnya ibu kota Jakarta, walaupun sebenarnya banyak juga terjadi di daerah lain. Film tersebut juga menyinggung berbagai masalah dan yang paling dominan adalah mengenai pentingnya pendidikan bagi para generasi bangsa. Pendidikan sangatlah penting karena dengan ilmu pengetahuan kita dapat merubah apapun termasuk memajukan Indonesia baik dari segi ekonomi, politik maupun sosial budaya. Melalui proses pendidikan yang kita lalui didapat berbagai pelajaran dan ilmu-ilmu yang tidak akan didapat dimanapun selain di bangku sekolah. Indonesia yang sudah merdeka sejak lama belum mengalami perkembangan yang cukup berarti, bandingkan dengan negara Jepang yang terus memajukan negaranya dan menjadi negara berpengaruh di dunia karena teknologinya. Itu semua karena pendidikan yang bermutu dan berkualitas.
Pembenahan sistem pendidikan di Indonesia harus terus diwujudkan demi terwujudnya mutu
dan kualitas yang baik. Selain itu hal yang paling penting yaitu kesetaraan
pendidikan bagi semua kalangan. Tidak semua dapat mengenyam bangku pendidikan
khususnya kalangan kelas bawah yang tidak sempat memikirkan pendidikan bagi
anak-anaknya karena untuk kebutuhan hidup sehari-hari saja sulit apalagi untuk
kebutuhan lain yang biayanya tidak seberapa. Walaupun ada bantuan dari
pemerintah yang mampu meringankan biaya sekolah namun dalam kenyataannya masih
belum maksimal sebab hanya menjamah daerah tertentu yang notabenenya masih
dapat dijangkau. Bagaimana dengan daerah lain yang masih terpelosok? Itu
merupakan tugas dari pemerintah untuk selalu terus berusaha menjangkau agar
pendidikan dapat merata ke semua daerah.
Dalam film Alangkah
Lucunya Negeri Ini mengekspos tentang kehidupan para pencopet yang tidak
berpendidikan. Mereka tidak bisa membaca, menulis dan pengetahuan mengenai
agama mereka juga kurang. Sikap dan perilaku mereka yang jauh dari akhlak baik
karena terbentuk dari lingkungan yang keras dan menuntut mereka mengalami
ketidakadilan dalan hidup. Seharusnya mereka dapat bermain dan belajar sesuai
usia mereka tetapi kondisi yang tidak memungkinkan mengharuskan untuk bekerja
membantu orang tua demi kelangsungan hidup. Kehadiran seorang Muluk yang
notabenenya pengangguran yang berseedia membantu mengolah keuangan para
komplotan pencopet mulai mengubah mereka. Dengan prinsip manajemen yang
dipelajari saat kuliah dapat mengumpulkan pendapatan para pencopet sehingga
dapat membeli motor dan asongan juga menyimpan uang di bank.
Keprihatinan tokoh Muluk dengan pendidikan mereka
menggerakkan ia dan dua sahabatnya yang juga pengangguran mendorong mereka
untuk berniat mengubah para pencopet menjadi lebih baik. Mereka diajarkan
membaca, menulis, pengetahuan agama dan lain-lain. Mereka menanamkan pentingnya
pendidikan karena hanya dengan itu mereka akan mendapatkan kehidupan yang lebih
baik. Mengenai perbedaan mereka dengan koruptor disebabkan proses pendidikan
yang salah dan penanaman nilai agama yang gagal. Para koruptor menyalahgunakan
ilmunya, semakin tinggi pendidikan mereka juga diimbangi dengan kuota korupsi
yang mereka lakukan. Mereka selalu merasa tidak puas dengan hasil jerih payah
mereka sendiri sehingga ketagihan untuk melakukan korupsi. Dimanakah pelajaran
moral dan agama yang diajarkan di sekolah bahwwa mencuri itu perbuatan yang
tercela dan dilarang oleh agama juga pelajaran tentang mensyukuri segala nikmat
yang diberikan sekecil apapun. Dari sini kita ambil hikmah bahwa pendidikan
sangatlah penting asal diikuti dengan pendidikan moral dan dilandasi agama yang
kuat karena akan membentuk kepribadian mereka selanjutnya.
Selain pendidikan permasalahan yang juga diangkat yaitu
pengangguran, maraknya anak-anak yang dipekerjakan padahal mereka masih di
bawah umur dan kriminalitas yang dilakukan karena keterpaksaan hanya untuk
bertahan hidup dalam dunia yang keras.
Namun tidak semua masalah-masalah saja yang diungkap
dalam film ini. Masih adanya orang yang peduli dengan para pencopet menandakan
kepedulian yang tinggi untuk merubah mereka. Tidak semua orang mau melakukan
hal tersebut. Stigma yang ada di masyarakat bahwa orang yang melakukan tindakan
kriminalitas akan selalu mempunyai sikap dan pribadi yang buruk. Mereka tidak
tahu dengan pendekatan dan teknik
tertentu para pelaku kriminalitas dapat berubah asalkan ada yang
mendukung mereka baik dari keluarga maupun masyarakat. Kerja keras dan
kesetiakawanan yang erat juga tergambar antara tokoh Muluk dan kedua sahabatnya
dalam proses perubahan tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar