Sabtu, 17 Desember 2016

Nasionalisme di Perbatasan








Sekarang ini nasionalisme patut dipertanyakan pada diri setiap orang. Pasalnya banyak dari kita mulai luntur semangat nasionalismenya. Kemanakah pelajaran nasionalisme yang diajarkan selama bersekolah? Apakah itu hanya untuk formalitas saja dan tidak ada gunanya? Jawabannya hanya ada pada diri kita sendiri. Kita tidak bisa memaksakan kemauan orang lain untuk mengikuti kita bagaimanapun caranya. Itulah sebabnya menjaga bangsa ini merupakan tugas bersama.
Salah satu film yang membahas mengenai lunturnya rasa nasionalisme di negeri kita yaitu Tanah Surga Katanya. Film yang menyorot kehidupan perbatasan antara Pulau Kalimantan dan negara tetangga Malaysia begitu memprihatinkan untuk dilihat. Film ini mengajak penonton untuk lebih meningkatkan rasa nasionalisme mereka dan seakan menyindir absennya pemerintah dalam menangani wilayah perbatasan yang sangat rawan. Padahal perbatasan yang tidak ditangani dengan baik dapat mengancam kedaulatan negeri ini. Banyak kasus khususnya dengan negara yang bersebelahan bahwa wilayah Indonesia dicaplok sebagian dan ketika Indonesia menuntut kemudian memperoleh hasil yang sia-sia. Itu karena pencaplokan tersebut sudah dipersiapkan secara matang. Mereka secara tidak langsung mempengaruhi warga perbatasan dengan memberi bantuan-bantuan, melegalkan masuk wilayah negara untuk berdagang dan mencari nafkah tanpa pemeriksaan dan upaya-upaya lainnya. Ketidakhadiran negara dalam konteks tersebut sangat nyata terlihat dimana tidak ada penjagaan wilayah perbatasan oleh aparat negara sehinga usaha negara lain untuk menguasai negara ini tidak terdeteksi oleh pemerintah. Seharusnya pemerintah menambah armadanya untuk penjagaan wilayah perbatasan untuk mengatasi hal-hal tersebut.
Ketidakpedulian pemerintah terhadap perbatasan juga terlihat dari pemenuhan fasilitas transportasi, padahal jalan ataupun lainnya sangat penting untuk perbatasan karena menentukan bagaimana ia mencari nafkah untuk kehidupan mereka. Karena jauhnya tempat perdagangan di negerinya sendiri ditambah jalan yang tdak memadai akhirnya membuat mereka mencari tempat yang lebih mudah dijangkau salah satunya negara tetangga. Hal ini sekaligus memberi gambaran lebih baiknya negara lain mengatasi wilayah perbatasan dengan jalan dan infratruktur yang baik sehingga mempermudah warganya dan malah menarik warga negara lain untuk mencari peghidupan disana. Tidak seperti di Indonesia yang diyakini sebagai tanah surga yang SDM dan SDA yang melimpah tetapi belum bisa menyediakan dan mengolah dengan baik untuk kesejahteraan masyarakatnya.
Selain masalah mengenai perbatasan yang belum tuntas diatas masih banyak masalah lain yaitu pendidikan yang terbelakang.  Pendidikan yang diyakini menjadi solusi paling penting untuk memajukan sebuah negara nyatanya mungkin tidak dianggap penting bagi sebagian pejabat-pejabat pemerintah itu sendiri.  Dapat dilihat dari sekolah di perbatasan yang sangat minim fasilitas apalagi sampai guru yang hanya seorang saja. Tentunya menyebabkan proses pembelajaran yang tidak maksimal. Ada murid yang mau mengikuti pembelajaran saja sudah cukup  melegakan, karena kebanyakan mereka membantu orang tuanya mencari nafkah.
Hal yang paling ditonjolkan dalam film Tanah Surga Katanya dan mungkin dialami warga perbatasan lain yaitu kurangnya pengetahuan mengenai negaranya sendiri. Mata uang rupiah seakan menjadi mata uang asing karena mereka hanya tahu mata uang ringgit yang selalu mereka gunakan. Lagu kebangsaan dan bendera pusaka yang merupakan masalah sepele saja mereka belum tentu tahu. Pelayanan kesehatan yang boleh dikatakan belum memadai juga akan menghambat perubahan bangsa ke arah yang lebih baik. Bagaimana sebuah maju jika kesehatan penduduknya belum terjamin. Dengan hal tersebut nasionalisme seseorang diuji. Nasionalisme warga negara Indonesia di perbatasan seolah tergadai karena tuntutan ekonomi. Tidak ada yang mensosialisasikan nasionalisme, sementara kebutuhan ekonomi, pendidikan, dan kesehatan terus meningkat.
Tentunya semua itu merupakan masalah yang serius yang harus terpecahkan. Disamping merupakan tugas bersama namun peran pemerintah memliki andil yang cukup besar. Penyaluran tenaga pendidik, perbaikan fasilitas sekolah, penyediaan fasilitas kesehatan, perbaikan akses transportasi misalnya jalan umum dan penjagaan wilayah perbatasan dinilai sudah cukup mampu memperbaiki keadaan. Tapi itu semua tidak akan berlangsung jika hanya janji-janji saja yang diutarakan. Perbatasan negara merupakan manifestasi utama kedaulatan wilayah suatu negara dan haruslah kita jaga dengan usaha yang penuh. Jangan sampai karena masalah perbatasan nasionalisme harus luntur dan hilang.